Sunday, March 19, 2006

PENANTIAN TOILET TRAINING…..

Bulan februari kemarin Iffah genap berusia 3 tahun. Saat itu sebenarnya saya sedikit kuatir karena dia masih juga pipis di celana dan masih langganan popok sekali pakai alias pampers. Saya sendiri sudah mengajari untuk bilang kalo kebelet pipis sejak usia 1 tahun lebih. Itu artinya sudah satu tahun lebih latihan belum juga berhasil, walaupun tidak gagal sama sekali. Teman-teman punya pengalaman rentang waktu yang berbeda-beda ketika mengajari anak mereka pipis di tempatnya. Ada yang bilang, “Ah.. satu bulan juga sudah bisa…”. Ada juga yang bilang dua sampai tiga bulan. Tapi sepertinya tidak ada yang sampai satu tahun seperti kami.. (atau ada ?).
Sebenarnya antara usia 2 sampai 3 tahun, kadang-kadang dia sudah bisa ‘lapor’ kalo kebelet pipis, tetapi dengan perbandingan lebih rendah daripada ngompolnya. Jika dalam sehari 7 kali pipis, paling cuma sekali yang pipis di kamar mandi, sisanya bisa ditebak, jadi tugas kain pel… Untungnya di usia segitu dia sudah bisa ‘freeze’, kalo sedang ngompol. Soalnya kalo sudah ngompol pasti saya yang panik, “Diam disitu! Diam disitu!”, sambil sibuk cari kain pel (maksudnya sih supaya najisnya nggak kemana-mana…). Hasilnya… kalo telat nyuci sehari aja, pasti besoknya anak-anak sudah kehabisan celana… Apalagi kalo hujan, pasti tugas ‘toileting’ ini sudah digantikan oleh pampers…
Tapi alhamdulillah penantian itu ada ujungnya juga. Beberapa minggu lewat dari ‘3 tahun’nya, Iffah sudah mulai meninggalkan popoknya, alias mau pipis di tempatnya. Subhanallah, rasanya benar-benar karunia yang luar biasa. Tiga tahun dia langgangan pampers, selang-seling dengan popok kain, sekarang paling nyuci celananya hanya 3 atau 4 biji sehari. Ngirit tenaga plus biaya…he..he..
Anyway, Allah memberi saya banyak hikmah dengan ‘penantian’ ini. Yang pasti belajar sabar adalah salah satu hikmah menjadi orang tua. Sabar mengurus buang air kecil dan besar seorang anak adalah bagian kecil dari ‘kue’ kesabaran orang tua. Mendidik sesuai perkembangannya adalah ‘kue’ yang lebih besar dimana sering kali kita orang tua begitu sibuk dengan obsesi kita sendiri mengenai anak-anak hingga melupakan bahwa mereka bukan kita. Bahkan setiap anak mempunyai perkembangan yang berbeda-beda yang memerlukan perhatian setiap orang tua.
Bagaimanapun juga, buat para ibu yang anaknya belum ‘toilet trained’, jangan putus asa karena saatnya pasti tiba……

2 comments:

Anonymous said...

Salam kenal juga Tika, Hilversum kira2 2 jam dr den haag. Siapa saudaranya ya? bisa gabung di salamaa tempat kumpul muslimah Indo di Belanda http://www.salamaa.blogspot.com gimana lega ya toilet trainingnya sukses, memang harus bersabar. Apalagi disini kalo mau TT harus nunggu musim panas supaya nggak gagal :)

Tika said...

Bude saya, adajuga om saya di hoffdorp trus ada bude juga di vecht (amsterdam ya?). insyaAllah saya linkkan ke beliau2..
iya alhamdulillah mbak...